Selamat datang di cahayabundaastuti.com

Ilustrasi: Leo berdiri di tepi pantai yang indah di Maluku, cerah, laut biru jernih, pohon kelapa melambai. Leo tampak riang.)

Kamis, 31 Juli 20250 komentar


Halaman 1
(Ilustrasi: Leo berdiri di tepi pantai yang indah di Maluku, cerah, laut biru jernih, pohon kelapa melambai. Leo tampak riang.)
Di sebuah desa kecil yang indah di Maluku, hiduplah seorang bocah cerdas bernama Leo. Leo sangat suka bermain di pantai. Setiap pagi, ia berlari menyambut ombak, mencari kerang cantik, dan mengamati ikan-ikan kecil berenang.
Halaman 2
(Ilustrasi: Leo sedang duduk di pasir, menatap ke arah laut dengan ekspresi serius. Di kejauhan, ada sedikit sampah mengambang.)
Suatu hari, setelah angin bertiup kencang semalaman, Leo datang ke pantai. Ia terkejut! Pantai yang biasanya bersih kini penuh dengan benda-benda aneh. Ada botol plastik, bungkus makanan, bahkan sandal yang putus.
Halaman 3
(Ilustrasi: Leo mendekat dan menyentuh sampah plastik dengan jari. Ekspresinya menunjukkan kesedihan dan kebingungan. Di dekatnya, seekor ikan kecil tampak berenang menjauhi sampah.)
"Oh tidak!" bisik Leo. "Dari mana semua ini datang?" Ia melihat sampah-sampah itu mengambang di air, menutupi terumbu karang yang berwarna-warni. Seekor ikan pelangi kecil tampak menghindar dari tumpukan sampah.
Halaman 4
(Ilustrasi: Kakek Leo, seorang nelayan bijak, sedang duduk di bawah pohon kelapa sambil memperbaiki jaring. Leo mendekat dan Kakek tersenyum padanya.)
Leo berlari menghampiri Kakeknya yang sedang memperbaiki jaring ikan di bawah pohon kelapa. "Kakek, lihatlah pantai kita!" seru Leo dengan suara sedih. Kakek Leo menatap pantai dan menghela napas pelan.
Halaman 5
(Ilustrasi: Kakek menepuk kepala Leo dengan lembut, sambil menunjuk ke arah laut. Ekspresi Kakek menunjukkan kebijaksanaan dan cinta pada alam.)
"Itu adalah sampah dari laut, Leo," kata Kakek lembut. "Laut itu rumah kita, tempat kita mencari ikan, tempat kita bermain. Kita harus menjaganya seperti menjaga rumah kita sendiri. Kalau laut sakit, kita semua juga sakit."
Halaman 6
(Ilustrasi: Leo berpikir keras, memandang jaring ikan Kakek dan kemudian ke arah sampah. Sebuah bola lampu kecil seolah menyala di atas kepalanya.)
Leo berpikir keras. "Menjaga rumah..." gumamnya. Matanya tertuju pada jaring ikan Kakek yang besar dan kuat. Tiba-tiba, sebuah ide muncul di benaknya. "Kakek, bolehkah aku pinjam jaring bekas yang sudah tidak terpakai?"
Halaman 7
(Ilustrasi: Leo bersama dua temannya, Mita dan Beni, sedang menarik jaring bekas ke arah pantai yang kotor. Mereka tampak bersemangat dan kompak.)
Dengan semangat, Leo mengajak teman-temannya, Mita dan Beni. "Ayo kita bersihkan rumah kita!" seru Leo. Mereka menarik jaring bekas Kakek dan beberapa ranting kayu ke pantai.
Halaman 8
(Ilustrasi: Leo, Mita, dan Beni bekerja sama. Leo dan Beni memegang ujung jaring, Mita membantu mendorong sampah masuk ke jaring. Mereka tertawa bersama.)
Leo menjelaskan idenya: mereka akan menggunakan jaring itu sebagai "kantong raksasa" untuk mengumpulkan sampah. Mita dan Beni sangat antusias! Bersama-sama, mereka mulai menarik sampah-sampah yang mengambang dan yang tersangkut di pasir ke dalam jaring. Mereka bekerja sama, tertawa, dan saling membantu.
Halaman 9
(Ilustrasi: Jaring besar berisi penuh sampah sedang ditarik oleh anak-anak ke tempat sampah yang sudah disiapkan di pinggir pantai. Kakek melihat dari jauh dengan senyum bangga.)
Tidak butuh waktu lama, jaring mereka terisi penuh. Dengan susah payah tapi gembira, mereka menarik jaring besar itu ke tempat sampah yang sudah disiapkan di ujung pantai. Kakek mengacungkan jempol dari jauh, tersenyum bangga.
Halaman 10
(Ilustrasi: Pantai kembali bersih dan jernih. Leo, Mita, dan Beni bermain di air. Ikan-ikan pelangi berenang riang di dekat mereka. Suasana damai dan ceria.)
Kini, pantai itu bersih kembali! Airnya jernih dan biru. Ikan-ikan pelangi kembali berenang riang di antara terumbu karang yang indah. Leo, Mita, dan Beni berkejaran di tepi pantai, hati mereka senang dan bangga.
Halaman 11
(Ilustrasi: Close-up wajah Leo yang ceria, menatap ke arah laut. Di sampingnya ada kutipan pesan moral.)
"Lihat, teman-teman!" kata Leo. "Rumah kita sudah bersih lagi!" Sejak hari itu, Leo dan teman-temannya selalu ingat pesan Kakek: menjaga laut adalah tugas kita semua.
Bagaimana menurut Anda? Apakah ini sudah sesuai dengan selera Anda? Anda bisa memberikan masukan apa saja, mulai dari:
 * Gaya bahasa: Apakah sudah cukup sederhana untuk anak 3-6 tahun?
 * Alur cerita: Apakah mudah diikuti?
 * Detail: Apakah ada detail khas Maluku yang ingin Anda tambahkan atau kurangi?
 * Pesan moral: Apakah tersampaikan dengan baik tanpa terkesan menggurui?
 * Jumlah halaman/teks per halaman: Apakah panjangnya sudah pas?
Saya siap untuk merevisi atau membuat cerita lain sesuai keinginan Anda!

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Cahaya Bunda Astuti | Creating Website | Ali Hasyim | Mas Alizacky | Pusat Promosi
Copyright © 2016. Cahaya Bunda Astuti - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by Cahayabundaastuti.com
Proudly powered by Blogger