Hidup dengan Ilmu, Rezeki dan Maaf
Memaknai hidup sebagai perjalanan tiada henti untuk belajar, adalah sebuah keindahan. Terkadang kita mungkin menyakiti, dan di lain waktu kita yang merasakan sakitnya. Setiap insan pernah salah melangkah, keliru mengambil keputusan, atau bahkan gagal memahami sudut pandang sesama.
Namun, hidup ini sejatinya bukan tentangkesempurnaan, melainkan tentang belajar memaafkan dan senantiasa berprasangka baik.
Makna Memaafkan dan Berprasangka Baik
Dalam setiap langkah hidup, ujian datang silih berganti. Ketika kita dihadapkan pada kesalahan, baik yang datang dari diri sendiri maupun orang lain, memaafkan adalah kunci kedamaian. Allah SWT berfirman dalam Surah An-Nur ayat 22:
"...dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Ayat ini mengajak kita untuk berlapang dada dan memaafkan, mengingatkan bahwa dengan memaafkan sesama, kita juga berharap ampunan dari Allah. Memaafkan bukanlah tanda kelemahan, melainkan kekuatan hati yang mampu melepaskan beban dendam dan amarah.
Selain memaafkan, berprasangka baik atau husnuzon adalah akhlak mulia yang perlu kita pupuk. Prasangka baik akan menjauhkan kita dari buruk sangka yang dapat merusak hubungan dan menumbuhkan kebencian. Rasulullah ﷺ bersabda dalam sebuah Hadis Riwayat Abu Hurairah:
"Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk itu adalah ucapan yang paling dusta."
Hadis ini menegaskan betapa pentingnya menjaga hati dari prasangka buruk, yang seringkali tidak berdasar dan hanya menimbulkan fitnah. Dengan berprasangka baik, hati kita akan lebih tenang dan lapang.
Doa untuk Kebaikan Hidup
Mari kita renungkan kembali doa indah yang sering kita panjatkan:
"Allahumma inni as aluka ‘ilman naafi’aa wa rizqan toyyibaa wa ‘amalan mutaqabbalaa"
(Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal yang diterima.)
Doa ini mengandung permohonan yang mendalam akan tiga pilar penting dalam kehidupan seorang Muslim:
* Ilmu yang bermanfaat (‘ilman naafi’aa): Ilmu yang membawa kebaikan bagi diri dan orang lain, serta mendekatkan diri kepada Allah.
* Rezeki yang baik (rizqan toyyibaa): Rezeki yang halal, berkah, dan mencukupi kebutuhan tanpa menjerumuskan pada keserakahan.
* Amal yang diterima (‘amalan mutaqabbalaa): Setiap perbuatan baik yang kita lakukan semata-mata karena Allah, tulus, dan sesuai dengan syariat-Nya.
Menjadi Pemaaf dan Terus Memperbaiki Diri
Hidup adalah kesempatan untuk menjadi pemaaf dan jangan pernah berhenti memperbaiki diri. Setiap kesalahan adalah pelajaran berharga, setiap jatuh adalah dorongan untuk bangkit lebih kuat. Dengan hati yang lapang, jiwa yang bersih dari dendam, dan niat yang tulus untuk terus belajar, insya Allah kita akan menemukan makna sejati dari keberadaan kita.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan hidayah dan rahmat-Nya kepada kita, serta menerima segala amal ibadah yang kita kerjakan. Mari kita jadikan setiap detik dalam hidup sebagai upaya untuk menjadi pribadi yang lebih baik, menebarkan kebaikan, dan senantiasa berserah diri kepada-Nya.
Medio, Juli 2025
Posting Komentar