Selamat datang di cahayabundaastuti.com

Melangkah Menuju Keikhlasan Sejati

Selasa, 22 Juli 20250 komentar

 Melangkah Menuju Keikhlasan Sejati

Seringkali kita bertanya-tanya, amal kebaikan seperti apa yang paling berpeluang besar untuk diterima Allah? Jawaban ini mungkin mengejutkan: "Tiada suatu amal kebaikan yang dapat diharapkan diterima oleh Allah, melebihi dari amal yang terlupa olehmu adanya dan remeh/kecil dalam pandanganmu kejadiannya." Ini adalah sebuah kebijaksanaan mendalam yang mengajak kita untuk merenungkan kembali niat dan sikap kita dalam beramal. Ketika kita tidak lagi terfokus pada pengakuan atau pujian atas perbuatan baik, di situlah keikhlasan sejati mulai bersemi.

Sebuah amal yang benar-benar diharapkan diterima oleh Allah adalah amal yang kita sadari sepenuhnya sebagai karunia dan taufik dari Allah semata. Kita tidak akan pernah merasa bangga apalagi menganggap diri sudah cukup baik hanya karena telah melakukan suatu kebaikan. Sebab, hakikatnya, setiap kebaikan yang kita lakukan adalah berkat pertolongan-Nya. Amal yang ditujukan murni untuk mencari keridaan Allah tidak perlu lagi diingat-ingat atau diungkit-ungkit. 

Hal ini selaras dengan firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 264: "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima)..." Mengingat-ingat amal justru berpotensi merusak pahalanya.

Mengapa melupakan amal begitu penting? Karena siapa pun yang masih terus mengingat-ingat amalnya, ia cenderung akan jatuh pada sifat ujub atau bangga diri. Dan sifat ujub ini adalah penyakit hati yang sangat berbahaya, yang dapat menggugurkan pahala amal itu sendiri. Contoh nyatanya, ketika seseorang membantu orang lain secara finansial, lalu ia selalu menceritakan kepada orang lain betapa besar bantuannya itu. Ini adalah bentuk ujub yang merusak nilai kebaikan tersebut.

Maka dari itu, amal dan ibadah yang paling utama adalah yang dikerjakan secara sirri (diam-diam), tersembunyi dari pandangan manusia, bahkan kadang dari ingatan diri sendiri. Kekhawatiran akan riya' (pamer) adalah alasan utama mengapa kesunyian dalam beramal sangat dianjurkan. Pepatah "tangan kanan memberi, tangan kiri tidak melihat" adalah penggambaran sempurna tentang amal yang dirahasiakan, baik dari orang lain maupun dari diri sendiri. 

Ini sejalan dengan hadis Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan salah satu dari tujuh golongan yang dinaungi Allah pada hari kiamat adalah, "Seorang laki-laki yang bersedekah dengan tangan kanannya, sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan tangan kanannya." (HR. Bukhari dan Muslim).

Bagi orang-orang yang arif dan mengenal hakikat, beramal itu adalah sebuah tuntutan hati yang ikhlas, tidak perlu dihitung-hitung apalagi diingat-ingat. Begitu amal telah dipersembahkan kepada Allah, ia sepenuhnya menjadi milik-Nya, dilakukan semata-mata karena Allah belaka. Terus mengingat-ingat atau mengenang amal yang sudah dilakukan akan mengubahnya menjadi amal yang diwarnai riya' atau kebanggaan diri. Niat yang tulus akan ternodai oleh keinginan akan pengakuan.

Amal yang diterima oleh Allah, sejatinya adalah amal yang telah dilupakan oleh pelakunya dan juga dilupakan oleh orang lain. Semua jejak ingatan tentang amal tersebut terputus dari benak orang yang melakukannya. Inilah ciri khas amal-amal yang dilakukan oleh para shalihin (orang-orang saleh) dan shiddiqin (orang-orang yang jujur imannya). Mereka berbuat baik bukan untuk diingat, melainkan untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Dengan demikian, mari kita tanamkan dalam hati untuk selalu beramal dengan niat yang murni dan tulus, tanpa mengharapkan pujian atau balasan dari siapa pun selain Allah. Biarkan amal kebaikan kita menjadi rahasia antara kita dan Tuhan, sebuah jembatan menuju keridaan-Nya yang tak terhingga. 


Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Cahaya Bunda Astuti | Creating Website | Ali Hasyim | Mas Alizacky | Pusat Promosi
Copyright © 2016. Cahaya Bunda Astuti - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by Cahayabundaastuti.com
Proudly powered by Blogger