Selamat datang di cahayabundaastuti.com

Otan si Orangutan yang Bersyukur

Sabtu, 26 Juli 20250 komentar

Otan si Orangutan yang Bersyukur
Di hutan yang rimbun, hiduplah seekor orangutan bernama Otan. Otan adalah orangutan yang ceria dan selalu tampak gembira. Ia sangat bersyukur dengan semua buah-buahan yang hutan berikan. Setiap hari, Otan menikmati pisang, mangga, atau buah ara yang matang, tak pernah sekalipun ia mengeluh, meskipun kadang buah yang ada tidak terlalu banyak atau tidak terlalu manis. Ia selalu merasa cukup dengan rezeki yang ada.
Suatu pagi, saat Otan sedang asyik memetik buah di pohon, muncullah Monyet Tamak, monyet yang tidak pernah merasa puas dan selalu menginginkan lebih. Monyet Tamak melihat Otan yang makan dengan santai.
"Otan! Kenapa kau makan buah itu terus? Bukankah rasanya biasa saja? Seharusnya kau mencari buah yang lebih besar dan manis, yang tersembunyi jauh di dalam hutan! Jangan cepat puas!" ejek Monyet Tamak sambil membuang sisa kulit pisang sembarangan.
Otan hanya tersenyum. Ia tidak terpengaruh oleh ejekan Monyet Tamak. Ia teringat pesan ibunya, "Anakku, bersyukurlah atas apa yang Tuhan berikan. Kalau kita selalu bersyukur, hati kita akan damai."
Otan terus menikmati buah-buahan yang ada di sekitarnya. Ia tahu setiap buah punya rasa yang unik. Ketika buah sedang sedikit, ia tetap makan dengan tenang, tidak panik. Ia percaya bahwa hutan akan selalu menyediakan makanan untuknya jika ia mau berusaha dan bersyukur.
Suatu ketika, musim kemarau panjang tiba. Banyak pohon yang buahnya kering dan sulit ditemukan. Monyet Tamak yang selalu mencari yang paling enak, kini kesulitan. Ia berlari ke sana kemari, mengeluh kelaparan, karena ia tidak pernah mau makan buah yang 'biasa' saja.
Namun, Otan tetap tenang. Dengan pengalaman dan pengetahuannya tentang hutan, ia tahu di mana menemukan buah-buahan yang tersisa, meskipun jumlahnya tidak banyak. Ia makan dengan hati-hati, menghargai setiap gigitan. Berkat rasa syukur dan ketenangannya, Otan tetap bisa bertahan melewati masa sulit itu.
Monyet Tamak yang kelaparan, akhirnya melihat Otan yang masih bisa makan. Ia pun menyadari bahwa bersyukur atas rezeki yang ada jauh lebih penting daripada terus-menerus tamak dan mengeluh. Otan telah membuktikan bahwa kebahagiaan sejati datang dari hati yang selalu bersyukur.
Pesan dari cerita ini adalah bahwa bersyukur atas rezeki yang ada dan tidak mudah mengeluh adalah kebiasaan yang sangat baik. Dengan bersyukur, kita akan merasa cukup dan bahagia dengan apa yang kita miliki, bahkan di tengah kesulitan sekalipun.

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Cahaya Bunda Astuti | Creating Website | Ali Hasyim | Mas Alizacky | Pusat Promosi
Copyright © 2016. Cahaya Bunda Astuti - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by Cahayabundaastuti.com
Proudly powered by Blogger