Di sebuah pantai yang hangat, hiduplah seekor burung maleo yang rajin bernama Leo. Leo baru saja mengubur telurnya yang besar di bawah pasir yang hangat. Berbeda dengan burung lain yang mengerami telurnya di sarang, telur maleo menetas berkat panas alami dari pasir atau tanah vulkanik. Jadi, tugas Leo hanya satu: sabar menunggu telurnya menetas. Proses ini bisa memakan waktu lama, kadang sampai berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan.
Setiap hari, Leo datang ke tempat telurnya dikubur. Ia membersihkan area sekitarnya dari dedaunan kering, memastikan tidak ada yang mengganggu.
Namun, ada seekor Tupai Iseng, tupai yang tidak sabaran dan suka mengganggu hewan lain. Tupai Iseng melihat Leo yang setiap hari hanya memandangi gundukan pasir.
"Leo! Untuk apa kau menunggu terus di situ? Telurmu tidak akan menetas secepat itu! Buang-buang waktu saja! Lebih baik kau cari makanan enak atau bermain denganku!" ejek Tupai Iseng sambil melompat-lompat di dekat gundukan pasir, hampir menginjaknya.
Leo hanya tersenyum tenang. Ia tidak terpengaruh ejekan Tupai Iseng. Ia teringat pesan ibunya, "Anakku, hasil yang baik itu butuh kesabaran. Jangan terburu-buru, nikmati prosesnya."
Leo terus sabar menanti. Ia tahu, setiap hari adalah bagian dari proses. Ia percaya bahwa telurnya akan menetas pada waktunya. Meski kadang ia merasa rindu ingin melihat anak-anaknya, ia tahu ia harus menahan diri dan tetap sabar.
Suatu hari, setelah sekian lama, tanah di atas gundukan pasir mulai bergerak. Kretek! Terdengar suara retakan. Perlahan, satu per satu, anak-anak maleo yang lucu muncul dari bawah pasir! Mereka sehat dan lincah. Leo sangat bahagia, penantiannya tidak sia-sia.
Tupai Iseng yang melihat kejadian itu, terkejut dan kagum. Ia menyadari bahwa kesabaran Leo telah membuahkan hasil yang indah. Ia pun belajar bahwa menunggu dengan sabar itu tidak selalu membosankan, justru bisa sangat berharga.
Pesan dari cerita ini adalah bahwa kesabaran adalah kunci untuk mendapatkan hasil yang baik. Terkadang kita harus sabar dalam menunggu sesuatu, tidak terburu-buru atau putus asa, karena pada akhirnya, penantian itu akan terbayar dengan indah.
Posting Komentar