Selamat datang di cahayabundaastuti.com

Sut-sut si Pesut yang Bersyukur

Sabtu, 26 Juli 20250 komentar

Sut-sut si Pesut yang Bersyukur
Di sungai Mahakam yang lebar dan indah, hiduplah seekor pesut bernama Sut-sut. Sut-sut sangat menyukai rumahnya. Setiap pagi, ia selalu meloncat kecil di permukaan air, merasakan sejuknya air sungai yang jernih. Ia bersyukur atas ikan-ikan yang berlimpah, dan tempat tinggalnya yang aman. Sut-sut tahu, tidak semua hewan memiliki sungai seindah itu.
Namun, ada seekor Buaya Serakah, buaya yang selalu mengeluh dan tidak pernah puas. Buaya Serakah melihat Sut-sut yang selalu riang.
"Sut-sut, untuk apa kau bersyukur terus? Air sungai ini kadang keruh, dan ikan-ikannya kecil-kecil! Aku ingin sungai yang lebih besar dan penuh ikan salmon gemuk!" gerutu Buaya Serakah dengan suara berat, sambil menguap malas.
Sut-sut hanya tersenyum. Ia tidak peduli dengan keluhan Buaya Serakah. Sut-sut teringat kata-kata ibunya, "Anakku, bersyukurlah atas apa yang kita miliki. Dengan begitu, hati kita akan selalu senang."
Sut-sut terus menikmati sungai Mahakamnya. Ia berenang riang bersama teman-temannya, bermain di balik bebatuan, dan mencari ikan kecil yang lezat. Ketika sungai sedikit keruh setelah hujan, Sut-sut tidak mengeluh. Ia tahu itu hanya sementara, dan sebentar lagi air akan kembali jernih. Ia juga sabar menunggu.
Suatu hari, ada nelayan nakal yang membuang banyak sampah ke sungai bagian hulu. Air sungai menjadi sangat kotor, ikan-ikan pun sulit ditemukan. Buaya Serakah langsung mengeluh keras. "Lihat! Kan kubilang sungainya tidak bagus! Sekarang kotor sekali!" teriaknya sambil bersembunyi.
Sut-sut tidak mengeluh. Dengan sabar, ia mencari area sungai yang masih bersih. Ia juga membantu mendorong sampah-sampah kecil ke tepi agar tidak menghalangi aliran air. Ia percaya, alam akan pulih jika kita menjaganya. Berkat kesabaran dan usahanya, Sut-sut tetap bisa menemukan makanan dan tempat bersembunyi.
Akhirnya, nelayan nakal itu ditangkap, dan sungai perlahan mulai bersih kembali. Buaya Serakah yang kelaparan karena hanya mengeluh, melihat Sut-sut yang tetap sehat dan riang. Ia pun menyadari bahwa bersyukur atas nikmat alam dan sabar menghadapi kesulitan adalah kunci kebahagiaan sejati.
Pesan dari cerita ini adalah bahwa bersyukur atas nikmat alam yang kita miliki dan sabar dalam menghadapi keadaan adalah kebiasaan yang sangat baik. Dengan bersyukur, hati kita akan lebih tenang, dan dengan kesabaran, kita bisa melewati setiap tantangan.

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Cahaya Bunda Astuti | Creating Website | Ali Hasyim | Mas Alizacky | Pusat Promosi
Copyright © 2016. Cahaya Bunda Astuti - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by Cahayabundaastuti.com
Proudly powered by Blogger