Teman Sejati itu Penyelamat Dunia dan Akhirat
Sumber Gambar: idntimes.com
Pernahkah Anda merenung, siapa sebenarnya orang-orang yang mengisi hari-hari kita? Teman, sahabat, rekan—mereka adalah cermin bagi diri kita. Kualitas persahabatan kita bisa jadi penentu arah hidup, baik di dunia ini maupun di akhirat kelak.
Rasulullah ﷺ, sang teladan terbaik, mengingatkan kita betapa pentingnya memilih teman. Beliau bersabda: "Seseorang itu tergantung agama temannya, maka hendaklah salah seorang di antara kalian melihat siapa temannya." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dinilai sahih oleh Al-Albani)
Hadis ini bukan sekadar anjuran biasa, melainkan sebuah peringatan mendalam. Lingkungan pergaulan kita akan sangat memengaruhi cara kita berpikir, bertindak, dan bahkan beribadah. Jika teman-teman kita selalu mengingatkan pada kebaikan, semangat ibadah kita pun akan terpacu. Sebaliknya, jika lingkungan pergaulan kita menjauhkan dari Allah, maka kewaspadaan harus ditingkatkan.
Waspada Terhadap Teman yang Menjauhkan dari Kebaikan
Sahabat mulia, Khalifah Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah, juga memberikan nasihat berharga tentang ciri teman yang patut diwaspadai:
“Kawan yang paling jelek ialah orang yang suka mencari-cari kesalahanmu, dan mengajak kamu bermuka dua.” Dan juga beliau mengatakan:
“Sejahat-jahat teman yang memaksa engkau bermuka-muka dan memaksa engkau minta maaf atau selalu mencari alasan.”
Nasihat ini relevan hingga kini. Teman sejati bukanlah mereka yang selalu mencari celah kesalahan kita, apalagi yang menjerumuskan kita pada kemunafikan atau keharusan untuk selalu mencari-cari alasan. Persahabatan sejati dibangun atas dasar ketulusan, saling menasihati dalam kebaikan, dan menerima apa adanya.
Teman yang Menarik Kita Jauh dari Tuhan
Sahl bin Abdullah رَضِيَ اللهْ تَعَالَى عَنْهُ, seorang ulama besar, mewanti-wanti kita untuk berhati-hati dengan tiga jenis manusia yang berpotensi menjauhkan kita dari kebaikan:
* Pejabat pemerintah yang kejam: Mereka yang menggunakan kekuasaannya untuk menindas dan berbuat zalim. Bergaul dengan mereka bisa mengikis rasa keadilan dan empati kita.
* Ahli quraa’ (pembaca Al-Qur'an) yang bermuka-muka: Mereka yang indah bacaannya namun jauh dari pengamalan, bahkan munafik. Persahabatan dengan mereka bisa membuat kita meremehkan esensi ajaran agama.
* Orang tasawuf gadungan (yang bodoh tentang hakikat tasawuf): Mereka yang mengaku ahli spiritual namun tindakannya jauh dari nilai-nilai ketakwaan dan ilmu. Ini bisa menyesatkan pemahaman kita tentang jalan spiritual yang benar.
Intinya, jauhilah siapa saja yang perilakunya dapat meracuni iman dan akhlak kita. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an: "Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang zalim menggigit kedua tangannya, seraya berkata, 'Wahai kiranya dulu aku mengambil jalan bersama Rasul. Wahai celaka aku! Sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan si fulan itu teman akrabku. Sungguh, dia telah menyesatkan aku dari peringatan (Al-Qur'an) ketika (peringatan itu) telah datang kepadaku.' Dan setan memang pengkhianat bagi manusia." (QS. Al-Furqan: 27-29)
Ayat ini adalah pengingat keras tentang penyesalan di hari kemudian akibat salah memilih teman. Betapa pahitnya penyesalan itu ketika kita menyadari bahwa teman yang kita pilih ternyata menjauhkan kita dari jalan kebenaran.
Membangkitkan Semangat Ibadah dengan Teman Sejati
Persahabatan sejati adalah anugerah. Carilah teman yang ketika bersamanya, hati kita menjadi lebih tenang, semangat ibadah kita membara, dan kita termotivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Teman seperti inilah yang akan membawa kita kepada kebahagiaan di dunia dan keselamatan di akhirat.
Mari kita selalu memohon petunjuk Allah agar diberikan teman-teman yang saleh dan selalu berada di jalan kebenaran. Semoga kita semua selalu dikelilingi oleh sahabat-sahabat yang membangkitkan semangat ibadah dan menuntun kita menuju ridha-Nya. Aamiin.
Medio, Juli 2025
Posting Komentar