Saling Menasihati Fondasi dalam Islam
Dalam kehidupan ini, kita semua adalah saudara seiman, diikat oleh tali kasih sayang dan kepedulian yang mendalam. Sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ, saling menasihati adalah pilar penting dalam persaudaraan Islam. Jarir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu pernah bercerita, “Aku berjanji setia pada Rasul ﷺ untuk menegakkan salat, menunaikan zakat, dan memberi nasihat kepada setiap muslim.” (HR. Bukhari no. 57 dan Muslim no. 56). Hadis ini menegaskan bahwa nasihat bukanlah sekadar anjuran, melainkan bagian dari janji setia kita kepada agama dan sesama.
Makna Sejati Sebuah Nasihat
Nasihat adalah wujud cinta dan harapan agar saudara kita menjadi lebih baik. Ia bukan tentang menghakimi atau mencari kesalahan, melainkan tentang menginginkan kebaikan bagi orang lain. Para ulama, seperti Al Khottobi rahimahullah, menjelaskan bahwa nasihat adalah "kalimat ungkapan yang bermakna memberikan kebaikan kepada yang dinasihati." Ini adalah cerminan dari hati yang tulus, di mana kita berharap kebaikan yang kita miliki juga dimiliki oleh saudara kita, dan kita ikut merasakan sakit ketika mereka terluka.
Pernahkah Anda merasa gembira saat melihat saudara kita bahagia? Atau ikut merasakan kesedihan saat mereka ditimpa musibah? Itulah esensi nasihat. Ia adalah sikap di mana kita memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan. Ini bukan berarti memaksakan kehendak, tapi menuntun dengan kelembutan, menginginkan kebaikan, dan selalu berusaha menutupi aib saudara kita, bukan justru membukanya. Seperti yang dikatakan oleh Al Fudhail bin ‘Iyadh: “Seorang mukmin itu biasa menutupi aib saudaranya dan menasihatinya. Sedangkan orang fajir (pelaku dosa) biasa membuka aib dan menjelek-jelekkan saudaranya.”
Nasihat dalam Al-Qur'an: Cahaya Petunjuk
Nasihat yang tulus selalu berlandaskan pada keinginan agar orang lain menjadi pribadi yang lebih baik. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam QS. Al-A'raf ayat 68: "Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepada kalian, dan aku hanyalah pemberi nasihat yang dapat dipercaya bagi kalian." Ayat ini menunjukkan bahwa inti dari penyampaian kebenaran adalah untuk kemaslahatan bersama, dengan niat yang murni dan dapat dipercaya.
Mengapa nasihat begitu penting dalam kehidupan kita? Karena manusia pada dasarnya berada dalam kerugian, kecuali mereka yang saling mengingatkan. Allah bersumpah dalam Surat Al-'Asr: "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran." (QS. Al-'Asr, ayat 1-3). Ayat ini menjadi pengingat kuat bahwa kunci keberuntungan bukan hanya pada keimanan dan amal saleh pribadi, tetapi juga pada saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.
Fondasi Masyarakat yang Berkah
Nasihat dalam kebenaran berarti kita mengingatkan untuk selalu menaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Sementara nasihat dalam kesabaran berarti kita saling menguatkan untuk tabah menghadapi cobaan, godaan, dan tantangan dalam menjalankan kebaikan. Ini adalah sebuah perjalanan yang tidak mudah, namun akan terasa ringan jika kita saling bergandengan tangan, menguatkan satu sama lain.
Semoga Allah menganugerahi kita semua sifat saling mencintai, yang terwujud dalam saling menasihati dengan ikhlas dalam kebaikan dan takwa. Mari kita jadikan nasihat sebagai jembatan yang menghubungkan hati, bukan tembok yang memisahkan. Karena pada hakikatnya, dengan saling menasihati, kita sedang membangun fondasi masyarakat yang penuh kasih sayang dan ketaatan kepada Allah.
Medio, 22 Juli 2025
Posting Komentar