Selamat datang di cahayabundaastuti.com

Waktu yang Tak Akan Kembali

Rabu, 23 Juli 20250 komentar


Waktu yang Tak Kembali
Pernahkah Anda merenung betapa singkatnya waktu yang kita miliki di dunia ini? Seakan-akan baru kemarin kita menjejakkan kaki di pagi hari, tahu-tahu senja sudah menyapa. Inilah hakikat dunia yang indah namun fana, seperti yang pernah diungkapkan oleh ulama besar Hasan al-Bashri Rahimahullah. Beliau pernah berkata, “Dunia itu, bila engkau memikirkannya, maka ada tiga hari padanya.” Sebuah perumpamaan yang begitu dalam, mengingatkan kita akan esensi waktu yang terus bergerak maju tanpa henti.

Tiga hari yang dimaksud Hasan al-Bashri adalah hari kemarin, hari ini, dan hari esok. Hari kemarin adalah lembaran yang sudah tertutup rapat; segala kesalahan dan kebaikan di dalamnya tak bisa lagi kita ubah. Ia hanya menjadi pelajaran, cerminan bagi langkah kita ke depan. Sebagaimana firman Allah ﷻ dalam Surah Al-Hasyr ayat 18:  "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." Ayat ini dengan jelas menekankan pentingnya introspeksi terhadap apa yang telah kita lakukan di masa lalu.

Kemudian, ada hari ini, detik yang sedang kita hirup, kesempatan emas yang ada di genggaman kita. Hari inilah medan juang kita untuk berbuat kebaikan, memperbaiki diri, dan mendekatkan diri kepada-Nya. Bayangkan seorang mahasiswa yang memiliki tenggat waktu tugas hari ini; ia akan berusaha keras menyelesaikannya dengan sebaik mungkin karena tahu bahwa besok sudah terlambat. Begitulah seharusnya kita memanfaatkan hari ini, bukan menunda-nunda amal saleh atau taubat. 

Nabi Muhammad ﷺ bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, "Manfaatkan lima perkara sebelum datang lima perkara: masa mudamu sebelum masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu." Hadis ini secara eksplisit mendorong kita untuk memanfaatkan setiap momen.

Dan yang terakhir adalah hari esok, hari yang masih menjadi misteri. Kita tidak pernah tahu apakah kita akan sempat menjumpainya atau tidak, bahkan kematian bisa saja datang menyapa sebelum mentari esok terbit. Ini adalah pengingat yang sangat kuat untuk tidak menunda kebaikan. Berapa banyak dari kita yang berkata, "Besok saja aku akan shalat lebih khusyuk," atau "Nanti saja aku akan bersedekah lebih banyak," padahal esok belum tentu menjadi milik kita.

Maka, siapa pun yang sungguh-sungguh menyadari realitas ini, semestinya jiwanya tergerak untuk tidak lagi menunda amal saleh dan taubat. Hidup ini terlalu berharga untuk disia-siakan dengan angan-angan kosong dan kelalaian yang membuai. Ingatlah Surah Al-Asr (Demi Masa) yang sering kita dengar:  "Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran." Ayat ini menjadi pengingat keras bahwa kerugian besar menanti mereka yang lalai akan waktu.

Ambil contoh seorang pebisnis yang setiap hari mengevaluasi keuangannya dan merencanakan strategi untuk keuntungan di masa depan. Demikian pula kita, seharusnya kita terus mengevaluasi "keuangan akhirat" kita. Gunakan hari ini untuk taat kepada Allah, sesali setiap dosa yang telah lalu dengan taubat nasuha, dan persiapkan bekal terbaik menghadapi kematian yang bisa datang kapan saja, tanpa permisi. Ini bukan hanya tentang ritual keagamaan semata, melainkan tentang membangun kualitas hidup yang berlandaskan nilai-nilai kebaikan, kejujuran, dan kepedulian.

Semoga Allah ﷻ senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua, agar kita mampu memanfaatkan setiap detik waktu dengan amal saleh, bersegera dalam kebaikan, tidak tertipu oleh gemerlap angan-angan dunia yang fana, dan mempersiapkan bekal terbaik menuju kehidupan abadi di akhirat kelak. Mari kita jadikan setiap napas sebagai kesempatan untuk mendekat pada-Nya. Adakah bekal yang lebih berharga dari itu?

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Cahaya Bunda Astuti | Creating Website | Ali Hasyim | Mas Alizacky | Pusat Promosi
Copyright © 2016. Cahaya Bunda Astuti - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by Cahayabundaastuti.com
Proudly powered by Blogger